Tolong, berkatalah teks itu dalam bahasa indonesia asli, terima kasih
Hebaaa...t, bahasa Indonesia Anda begitu bagus. Sangat formal. Ini tingkat bahasa yang membuat Anda akan sangat dihormati di lingkungan pendidikan dan pertemuan khusus, terutama birokrasi Indonesia.
Saya rasa Anda tidak terlalu memerlukan bantuan gramatik dari saya. Jadi kita berlatih komunikasi dengan rasa bahasa(=sense of language) di tingkat yang sangat formal saja dulu ya. Sangat penting untuk kehidupan profesional Anda bila sedang di Indonesia.
Setelah lancar, saya akan melatih Anda untuk berkomunikasi dengan rasa bahasa yang satu tingkat di bawah formal. Begitu seterusnya hingga ke bahasa gaul ABG.
Baiklah, sekarang tentang diri saya. Pekerjaan saya sebelumnya - sebagai wartawati lepas(=free lance)- menuntut saya untuk menguasai beberapa bahasa asing. Bahasa Inggris adalah wajib bagi profesi saya saat itu. Saya mempelajarinya sendiri, tanpa melalui pendidikan formal.
Lalu saya belajar Bahasa Jerman di Goethe Institut Surabaya, Bahasa Perancis di CCF Surabaya, Bahasa Jepang di Konsulat Jendral Jepang - Surabaya, dan Bahasa Mandarin secara kursus prifat.
Setelah enam bulan mengenal tata bahasa(=gramatik), saya sangat mengagumi Bahasa Jerman. Anda tahu mengapa? Dia begitu terinci(=spezifiziert), rumit(=kompliziert), dan memperhitungkan skala prioritas dalam penyampaian kalimat atau ungkapan.
Ooo....hh semua itu adalah kemampuan berpikir yang diperlukan oleh bangsa saya. Setelah menyadari hal itu, saya melepaskan perkerjaan saya, berangkat ke Jakarta untuk mempelajari Bahasa Jerman lebih serius di Universitas Indonesia.
Lulus dari Universitas Indonesia, saya menghentikan semua aktivitas profesional dan pendidikan formal untuk berkonsentrasi penuh melakukan idealisme saya: Mengajarkan Bahasa Jerman kepada sebanyak-banyaknya anak-anak muda Indonesia untuk melatih logika mereka agar terbiasa berpikir detail, prioritas, dan dalam kompleksitas yang tinggi. Saya percaya itu bisa dilatih melalui pembelajaran suatu bahasa.
Jadi, saya belum pernah ke Jerman sama sekali. Semua uang yang saya miliki sangat diperlukan untuk membiayai proyek idealis itu.
Begitulah cerita, mengapa saya belajar Bahasa jerman.
Halo Dina,
terima kasih atas usahanya. Teks ini saya dikirim oleh teman saya dari indonesia melalui imel. Bosen selalu mencari imel secara berdiam, tiba-tiba menjadi ide, mengajak orang lain untuk memperdengarkannya. Dan kelihatannya, hal itu berfungsi.
Keren!